Georgy Valentinovich Plekhanov, 1857–1918, seorang revolusioner Rusia sekaligus pendiri marxisme di Rusia dan dikenal sebagai “Bapak Marxisme Rusia.” Karya-karya terbaiknya pada bidang sejarah, filsafat, estetika, sosial, dan politik, khususnya filsafat materialisme historis, merupakan kontribusi yang sangat berharga bagi perkembangan pemikiran ilmiah dan budaya progresif.
PERIHAL hubungan seni dengan kehidupan sosial, merupakan masalah yang selalu muncul dalam setiap kesusastraan yang telah mencapai suatu taraf tertentu di dalam perkembangannya. Yang paling sering, masalah itu dijawab dengan salah satu dari dua pengertian yang secara langsung saling bertolak belakang. Ada yang menyatakan: manusia tidak diciptakan untuk hari sabbath, melainkan hari sabbath itu untuk manusia; masyarakat tidak diciptakan untuk seniman, tetapi seniman untuk masyarakat. Fungsi seni ialah membantu perkembangan kesadaran manusia, membantu memajukan sistem sosial. Yang lain, dengan tegas menolak pandangan ini. Menurut pendapat mereka, seni merupakan tujuan pada dirinya sendiri; untuk mengubahnya menjadi sebuah alat guna mencapai suatu tujuan lain, sekalipun yang paling mulia, berarti akan memerosotkan martabat penciptaan kreatif.
TETAPI aku berpendapat bahwa seni dimulai ketika seseorang membangkitkan kembali dalam dirinya sendiri emosi-emosi dan pikiran-pikiran yang telah dialaminya di bawah pengaruh realitas sekeliling dan menyatakannya dengan bayangan-bayangan tertentu. Sudah dengan sendirinya, bahwa dalam bagian terbesar kejadian, ia melakukan itu dengan sasaran menyampaikan yang telah dipikirkannya kembali dan yang dirasakannya kembali pada orang-orang lain. Seni adalah suatu gejala sosial.
AKU akan mengatakan seketika, dan tanpa sedikit pun berputar-putar, bahwa aku memandang seni, seperti memandang semua gejala sosial, dari titik pandang konsepsi materialis mengenai sejarah.
Georgy Valentinovich Plekhanov, 1857–1918, seorang revolusioner Rusia sekaligus pendiri marxisme di Rusia dan dikenal sebagai “Bapak Marxisme Rusia.” Karya-karya terbaiknya pada bidang sejarah, filsafat, estetika, sosial, dan politik, khususnya filsafat materialisme historis, merupakan kontribusi yang sangat berharga bagi perkembangan pemikiran ilmiah dan budaya progresif.
PERIHAL hubungan seni dengan kehidupan sosial, merupakan masalah yang selalu muncul dalam setiap kesusastraan yang telah mencapai suatu taraf tertentu di dalam perkembangannya. Yang paling sering, masalah itu dijawab dengan salah satu dari dua pengertian yang secara langsung saling bertolak belakang. Ada yang menyatakan: manusia tidak diciptakan untuk hari sabbath, melainkan hari sabbath itu untuk manusia; masyarakat tidak diciptakan untuk seniman, tetapi seniman untuk masyarakat. Fungsi seni ialah membantu perkembangan kesadaran manusia, membantu memajukan sistem sosial. Yang lain, dengan tegas menolak pandangan ini. Menurut pendapat mereka, seni merupakan tujuan pada dirinya sendiri; untuk mengubahnya menjadi sebuah alat guna mencapai suatu tujuan lain, sekalipun yang paling mulia, berarti akan memerosotkan martabat penciptaan kreatif.
TETAPI aku berpendapat bahwa seni dimulai ketika seseorang membangkitkan kembali dalam dirinya sendiri emosi-emosi dan pikiran-pikiran yang telah dialaminya di bawah pengaruh realitas sekeliling dan menyatakannya dengan bayangan-bayangan tertentu. Sudah dengan sendirinya, bahwa dalam bagian terbesar kejadian, ia melakukan itu dengan sasaran menyampaikan yang telah dipikirkannya kembali dan yang dirasakannya kembali pada orang-orang lain. Seni adalah suatu gejala sosial.
AKU akan mengatakan seketika, dan tanpa sedikit pun berputar-putar, bahwa aku memandang seni, seperti memandang semua gejala sosial, dari titik pandang konsepsi materialis mengenai sejarah.