Santosa Santiana diajak sahabatnya untuk membikin sebuah koran pada saat industri koran mulai terdesak oleh media digital. Mereka lalu mengumpulkan teman-teman lama, berspekulasi membikin koran dengan cakrawala bahwa media cetak -sesuatu yang nyata dan bisa dipegang- tetap memiliki kemungkinan hidup di tengah pergeseran kepercayaan orang terhadap sesuatu yang bersifat virtual di mana yang nyata dan tidak nyata kabur batasnya.
Proses kerja membikin koran mengembalikan mereka ke sebuah dunia yang pernah mereka geluti berikut nilai-nilai dari zaman yang telah berlalu cukup lama. Sebuah zaman di mana hidup seolah cukup hanya dengan cinta.
Santosa Santiana diajak sahabatnya untuk membikin sebuah koran pada saat industri koran mulai terdesak oleh media digital. Mereka lalu mengumpulkan teman-teman lama, berspekulasi membikin koran dengan cakrawala bahwa media cetak -sesuatu yang nyata dan bisa dipegang- tetap memiliki kemungkinan hidup di tengah pergeseran kepercayaan orang terhadap sesuatu yang bersifat virtual di mana yang nyata dan tidak nyata kabur batasnya.
Proses kerja membikin koran mengembalikan mereka ke sebuah dunia yang pernah mereka geluti berikut nilai-nilai dari zaman yang telah berlalu cukup lama. Sebuah zaman di mana hidup seolah cukup hanya dengan cinta.