Ia belum tahu bahwa pasca-pintu ia berhak menyebut hidupnya hidup
Dan ia tak perlu lagi menabung umur agar tak terlalu tua ketika ajalnya tiba
"Walaupun manuskrip ini menceritakan sebuah tragedi, kisah-kisahnya disampaikan dengan nada ringan, nyaris komikal , yang justru membuat ceritanya makin tragis. Pemakaian ironi yang mantap! Selain itu, penulis juga menunjukkan kepiawaiannya mencampur aduk berbagai macam referensi, alusi, dan gaya. Dari yang kuno sampai yang kekinian, dari high culture sampai ke pop culture."
—Dewan Juri Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2015
Ia belum tahu bahwa pasca-pintu ia berhak menyebut hidupnya hidup
Dan ia tak perlu lagi menabung umur agar tak terlalu tua ketika ajalnya tiba
"Walaupun manuskrip ini menceritakan sebuah tragedi, kisah-kisahnya disampaikan dengan nada ringan, nyaris komikal , yang justru membuat ceritanya makin tragis. Pemakaian ironi yang mantap! Selain itu, penulis juga menunjukkan kepiawaiannya mencampur aduk berbagai macam referensi, alusi, dan gaya. Dari yang kuno sampai yang kekinian, dari high culture sampai ke pop culture."
—Dewan Juri Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2015