Read Anywhere and on Any Device!

Subscribe to Read | $0.00

Join today and start reading your favorite books for Free!

Read Anywhere and on Any Device!

  • Download on iOS
  • Download on Android
  • Download on iOS

Xar & Vichattan: Prahara

Xar & Vichattan: Prahara

Eko Puteh
3.8/5 ( ratings)
Tiba-tiba di tempat asing itu sebuah suara bisikan terdengar, suara wanita tua yang asing di telinga Kara. “Kara,” suara itu memanggil namanya. Itu bukan suara Antessa dan bukan pula Petra, suara ini terdengar jauh lebih tua. “Si … siapa?” jawab Kara dalam hati. “Ini aku, Kara, Lisbet.” Kara tidak yakin ia mendengar dengan benar suara itu. Ia berfikir bahwa itu hanya sebuah halusinasi. Namun, ternyata suara itu tidak hanya didengar oleh Kara seorang diri. Antessa pun dapat merasakannya. “Di manakah kami, Lisbet?” ucap Kara. “Kalian berada di atas lempeng besar. Sebuah lempeng yang berbeda dari lempeng yang lain,” ujar Lisbet. Seketika Kara dan Antessa dibuat bingung dengan perkataan Lisbet mengenai lempeng tersebut.

***

Pasukan Kuil Kegelapan terus bergerak maju. Xar,Vichattan, dan Kuil Cahaya kebingungan menghadapi pasukan Kegelapan yang kian bertambah kuat. Munculnya peri kegelapan yang
meluluhlantahkan para peri pendukung cahaya dan terpecah belahnya keempat ahli waris cahaya semakin memperburuk keadaan. Belum lagi dengan semakin melemahnya kekuatan elemental dan juga kekuatan Xar karena ulah Khalash serta panglima-panglimanya.

Keadaan begitu buruk sehingga para pendukung cahaya harus menggantungkan hidup mereka pada seorang wanita gila dan buku-buku kuno yang dilindungi oleh ilmu sihir mematikan. Titik terang pun muncul, tetapi tak berlangsung lama. Karena tak seorangpun mengira rencana kegelapan yang sebenarnya.
Language
Indonesian
Pages
425
Format
Paperback
Publisher
Adhika Pustaka
Release
August 01, 2010
ISBN 13
9789791999137

Xar & Vichattan: Prahara

Eko Puteh
3.8/5 ( ratings)
Tiba-tiba di tempat asing itu sebuah suara bisikan terdengar, suara wanita tua yang asing di telinga Kara. “Kara,” suara itu memanggil namanya. Itu bukan suara Antessa dan bukan pula Petra, suara ini terdengar jauh lebih tua. “Si … siapa?” jawab Kara dalam hati. “Ini aku, Kara, Lisbet.” Kara tidak yakin ia mendengar dengan benar suara itu. Ia berfikir bahwa itu hanya sebuah halusinasi. Namun, ternyata suara itu tidak hanya didengar oleh Kara seorang diri. Antessa pun dapat merasakannya. “Di manakah kami, Lisbet?” ucap Kara. “Kalian berada di atas lempeng besar. Sebuah lempeng yang berbeda dari lempeng yang lain,” ujar Lisbet. Seketika Kara dan Antessa dibuat bingung dengan perkataan Lisbet mengenai lempeng tersebut.

***

Pasukan Kuil Kegelapan terus bergerak maju. Xar,Vichattan, dan Kuil Cahaya kebingungan menghadapi pasukan Kegelapan yang kian bertambah kuat. Munculnya peri kegelapan yang
meluluhlantahkan para peri pendukung cahaya dan terpecah belahnya keempat ahli waris cahaya semakin memperburuk keadaan. Belum lagi dengan semakin melemahnya kekuatan elemental dan juga kekuatan Xar karena ulah Khalash serta panglima-panglimanya.

Keadaan begitu buruk sehingga para pendukung cahaya harus menggantungkan hidup mereka pada seorang wanita gila dan buku-buku kuno yang dilindungi oleh ilmu sihir mematikan. Titik terang pun muncul, tetapi tak berlangsung lama. Karena tak seorangpun mengira rencana kegelapan yang sebenarnya.
Language
Indonesian
Pages
425
Format
Paperback
Publisher
Adhika Pustaka
Release
August 01, 2010
ISBN 13
9789791999137

Rate this book!

Write a review?

loader