Buku ini tidak bisa dilepaskan dari peran serta para penyair, di samping kerja keras Sosiawan Leak selaku Koordinator "Memo Penyair" yang tanpa lelah mengajak sejumlah pihak agar terlibat menjadi kontributor. Hingga tak kurang dari 291 penyair mengirimkan karyanya untuk kemudian diseleksi menjadi 250 penyair.
Jika terorisme adalah puncak dari aksi kekerasan, maka puisi harus menjadi dasar dari kelembutan dan akal budi yang tak memberi kesempatan kepada kekerasan itu lahir apalagi mendaki hingga ke puncak kehidupan tertinggi. Jika teroris adalah penebar kedengkian dan kebencian lewat rupa ketakutan dan kecemasan, maka penyair adalah penyebar cinta dan kasih sayang dengan wajah nurani yang hakiki.
Buku ini tidak bisa dilepaskan dari peran serta para penyair, di samping kerja keras Sosiawan Leak selaku Koordinator "Memo Penyair" yang tanpa lelah mengajak sejumlah pihak agar terlibat menjadi kontributor. Hingga tak kurang dari 291 penyair mengirimkan karyanya untuk kemudian diseleksi menjadi 250 penyair.
Jika terorisme adalah puncak dari aksi kekerasan, maka puisi harus menjadi dasar dari kelembutan dan akal budi yang tak memberi kesempatan kepada kekerasan itu lahir apalagi mendaki hingga ke puncak kehidupan tertinggi. Jika teroris adalah penebar kedengkian dan kebencian lewat rupa ketakutan dan kecemasan, maka penyair adalah penyebar cinta dan kasih sayang dengan wajah nurani yang hakiki.